Jumat, 27 Februari 2015

Were Not or Weren’t


Sebenarnya LPI, LUI dan FPI itu belum wisuda (wis sudah) dan belum juga sarjana karena masih dalam proses KKN dan belum mengajukan Skripsi dengan harapan nilai Lulus Indeks Prestasi (LIP) yang LUI (lebih) FIP (VIP) yang akan mendapatkan nilai Yes Us Dollar Amerika Serikat. Ajukan dulu Skripsinya baru akan ketahuan isinya (tahu isi) karena tahunya ISIS-seemutt (jabatan uskup anjing bastar/kampung) bi-hun (dengan satuan ukuran berat 1/100 tahil atau 0,378 g), togek (to geek), wortel (Daucus Carota) dan kol (memperhitungkan). Sejatinya Islam bukan seperti itu karena Islam itu cinta damai (pease+hidayah/jari tengah+jari telunjuk=jempol). Untuk apa meliihat dan memaparkan kejelakan orang untuk dipublikasikan sebab sendirinya belum tentu baik seperti kata pepatah “Semut di seberang lautan kelihatan tapi gajah di depan mata tak kelihatan.” Selama jari tengah patuh dan tidak mengganggu juga hidup dalam kekuasaan Islam (kafir dzimmi) dibiarkan saja dan jika api itu mengganggu (jari tengah) maka siramlah dengan air (jari telunjuk) dan akan membentuk pistol (jari telunjuk+jempol) karena api sudah padam maka akan mendapatkan jempol (istimewa) dan jangan sampai jari tengah menengahi, cukup di telapak tangan dan kaki saja karena ada waktunya mereka berkuasa dan hidup sendirian dan berbalik (fack you) sehingga angin pun memadamkannya (hari akhir). Jika mereka dan mereka adalah pembela Islam yang berjihad di jalan Allah kanapa mereka dan mereka tidak membela Negara Islam yang dibantai olah Amerika Serikat dan Bani Israel?? Aneh kan?? Mereka dan mereka hanyalah mereknya saja Islam tetapi hatinya tetap Banni (bukan) Islam juga Banni (bukan) Israel akan tetapi Yahudi (api) yang sengaja dirancang agar agama Islam jelek di mata umum. Dari kelompok Non Islam maupun dari No Non Islam (ateis) selama tidak mengganggu Islam maka janganlah diganggu. Untuknyalah agamanya dan untuknyalah tak agamanya itu. Jika hanya mencari identitas dengan bersorak-soraya di publik agar menjadi tenar di mata umum (terkenal) maka itu bukanlah jalan yang baik. Masih banyak di pelosok-pelosok desa apa lagi di pemasok-pemasok kota yang Islamnya hanya di ujung lidah yang menjadi pemasok Yahudi ke kota dan ingin ke desa dan tidak akan mampu masuk ke desa karena di desa hatinya sekeras batu untuk menerima seperti yang di kota yang secerdik Atok Mu’tazilah dan akan Mustahilah jika bisa me-masok (memasukkan) ke desa sebab di desa penuh dengan huruf kosam (sumpah) benang biru (kebenaran). Ada saatnya jari tengah itu menengahi dunia (fack you) di akhir zaman dan akan berkobar dan bumi terbakar sampai pada saatnya Menang Were datang (Were Not or Weren’t).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar