Jumat, 27 Februari 2015

Samaawaat

Allah berfirman:
  
 Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku." (QS. Ibrahim 14 : 14).

Yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu." (QS. Fatir 35 : 35).
   
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu, dan barangsiapa mengerjakan amal yang shaleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (QS. Gafir 40 : 40).
   
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (QS. Az- Zukhuf 43 : 43).
  
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. (QS. An-Nahl : 61).
  
Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (QS. An-Naml : 82).
   
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama’. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Fatir : 28).

Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (QS. Fatir : 45).
   
Dan di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit (cakrawala) dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. As-Syura : 29).

Dia menciptakan langit (cakrawala) tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan di permukaan bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang dan Kami turunkan air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (QS. Luqman ayat: 10).

Langkah pertama yang harus kita bedakan yaitu antara menafsirkan dengan menggali ilmu. Jangan takut menggali ilmu dari ayat-ayat Al-Qur’an karena kita tidak sendirian dan kita masih besama akal. Jika tidak bersama akal maka kita ini sudah mati atau gila dan hal ini yang dimaksud dengan menafsirkan sendirian. Bagaimana ada dan ada di mana orang yang sudah mati atau gila bisa berfikir? Apa gunanya akal jika kita tidak bisa berfikir? Meskipun yang didapat itu salah tidak akan berbuah dosa akan tetapi berbuah pahala selama diniatkan karena Allah, jika salah mendapat angka 1 jika benar akan mendapatkan angka 2, maka dari itu bergurulah kepada guru yang baik dan jangan sekali-kali mengkafirkan antar sesama, menuduh murtad, sesat, kafir dan lain sebagainya. Belum tentu orang yang mengatakan seperti itu lebih baik dari orang yang dikatakan, takutnya malah jadi Fa’il sekaligus Maf’ul. Jadi berhati-hatilah dan jangan sok pintar atau memintar mintarkan diri!! Karena hati-hati itu di larang. قلب فلب الذي ذهب  (hati hati kang mas).

Susah membedakan ma’na yang mempunyai arti langit dan ma’na yang mempunyai arti cakrawala karena kalimatnya sama akan tetapi maksud dan tujuannya berbeda. Jika سموات itu sendirian maka yang dimaksud adalah cakrawala (benda selain bumi) dan jika سموات itu bersama سبع ( سموات سبع ) maka yang dimaksud adalah langit (tujuh langit). Dalam kamus Arab-Indonesia  سموات  adalah bentuk jamak dari  سماء  (langit) akan tetapi jika سموات  diterjemahkan “langit” karena dikembalikan pada bentuk mufrat-nya atau “beberapa langit,” maka hal ini tidak sesuai dengan kondisi kalimat berikutnya karena di sana ada Dabbah (hewan melata) dan Dabbah itu sendiri tidak ada di langit akan tetapi ada di cakrawala (benda selain bumi) atau juga jika diterjemahkan “langit-langit” maka akan semakin tidak sesuai dengan apa yang dimaksud karena langit-langit itu biasanya dipakai untuk rumah bagian atas. Jadi yang cocok di sini adalah cakrawala (benda selain bumi) dan memang Allah menciptakan cakrawala dan bumi lalu menyebarkan pada keduanya yaitu makhluk-makhluk melata. Adapun Planet yang sempat kita ketahui jauh sebelumnya itu adalah istilah Non Muslim yang mengelabuhi umat Islam sehingga  percaya bahwa Planet itu ada seperti yang telah diketahui dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menukil dari pendapat-pendapat mereka. Anehnya umat Islam tidak kembali pada Al-Qur’an dan Hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar